SUMSELNETMEDIA.COM, BANYUASIN – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru bersama masyarakat melakukan panen raya padi IP 200 di lahan penangkaran benih kelompok tani Sri Rezeki di Desa Telang Jaya Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Selasa (1/6).
Panen yang dilakukan di lahan seluas 20 hektar tersebut semakin membuktikan keseriusan Sumsel sebagai penyangga ketahanan pangan nasional.
“Sebagai kabupaten yang diprioritaskan menjadi kawasan food estate, tentu panen raya ini merupakan langkah yang baik. Artinya Banyuasin memang bisa membawa Sumsel sebagai menjadi andalan sebagai lumbung pangan di Indonesia,” kata Herman Deru di sela-sela panen.
Dia menuturkan, Kabupaten Banyuasin memiliki luas tanam terbesar di Sumsel yang tentunya dapat semakin mendorong produktivitas pertanian.
“Luas tanam di Banyuasin ini terbesar di Sumsel. Tentunya lahan ini harus dimanfaatkan dengan baik agar produksi pangan terus menerus meningkat,” ujarnya.
Dia berkeyanian, upaya Sumsel untuk menjadi penyangga ketahanan pangan akan berjalan sesuai keinginan. Apalagi, hal itu didukung inovasi yang dilakukan petani khususnya yang ada di Desa Telang Jaya.
Dimana salah masyarakat desa tersebut mampu menangkar benih secara mandiri yang sesuai standarisasi pertanian.
“Yang membanggakan bukan panen rayanya, tapi panen yang dilakukan ini benihnya merupakan hasil penangkaran lokal yang sudah masuk dalam e-katalog,” terangnya.
Dia berharap, inovasi tersebut bisa memantik semangat para petani lainnya di Sumsel.
“Mudah-mudahan penangkaran ini terus tumbuh sehingga masyarakat tidak perlu lagi kesulitan dan mengantri panjang untuk mendapatkan benih padi,” paparnya.
Diketahui, hasil pertanian di Banyuasin kerap meningkat setiap tahunnya. Dimana sebelumnya, hasil panen di Kabupaten Banyuasin mencapai 3 ton meningkat menjadi 4,2 ton per hektar. Sementara untuk panen saat ini, Herman Deru berharap dapat mencapai 5,2 ton.
“Kekuatan food estate ini bukan hanya dari petani dan lahan. Namun juga harus didukung dengan irigasi, pupuk, hingga ilmu pengetahun,” katanya.
Sebab itu, selain gencar melakukan pembenahan infrastruktur agar akses para petani semakin lancar, Herman Deru juga menginstruksikan dinas terkait termasuk penyuluh pertanian untuk aktif melakukan pembinaan dan edukasi kepada para petani.
“Saya minta penyuluh pertanian terus melakukan pembinaan kepada para petani ini. Ilmu pengetahuan juga penting untuk para petani,” tuturnya.
Selain itu, sebelumnya Herman Deru juga telah menyampaikan inisiasinya kepada pemerintah pusat agar dana subsidi pupuk yang saat ini masih dilakukan untuk dialihkan ke menjadi subsidi harga beras.
Hal itu dilakukan agar para petani mendapatkan hasil yang sesuai atas jerih payahnya.
“Saya sudah meminta agar subsidi pupuk bisa dialihkan ke subsidi harga beras agar para petani yang produktif ini mendapatkan hasil yang sesuai. Kita ingin pertanian ini menjadi salah satu alat untuk memerangi kemiskinan,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Banyuasin H Askolani Jasi mengatakan, Kabupaten Banyuasin ini telah sepakat untuk membangun dan meningkatkan sektor pertanian di Sumsel.
“Pembangunan dan peningkatan ini kita mulai dari Banyuasin khususnya sektor pertanian. Kita sudah sepakat untuk memulainya,” kata Askolani.
Dia menjelaskan, rencana food estate tentu menjadi angin segar bagi peningkatan kesejahteraan para petani. Sebab, dengan kawasan pertanian yang luas, Kabuapten akan lebih mudah untuk berkontribusi agar Sumsel menjadi lumbung pangan nasional.
“Banyuasin ini masuk dalam empat besar penghasil beras nasional. Tentunya ini dapat menjadi langkah kita agar petani semakin sejahtera,” ucapnya.
Apalagi, hal itu juga didorong oleh berbagai bantuan dari Gubernur H Herman Deru baik infrastruktur maupun sarana dan prasarana pertanian.
“Bantuan pak Gubernur untuk Banyuasin ini sangat banyak, khususnya pertanian.
Tanpa bantuan tersebut, pertanian di Banyuasin tidak akan meningkat seperti ini. Tentu kita apresiasi atas dorongan tersebut,” pungkasnya.
Diketahui, dalam kesempatan itu Gubernur Herman Deru juga memberikan sejumlah bantuan alat pertanian kepada para petani seperti packing 1 unit, combine harvester besar 1 unit, RMU dan bangunan 1 unit, dan corn sheller Rp193.386.095.000.